1. Pendahuluan: Saham KOKA Jadi Sorotan
Saham PT Koka Indonesia Tbk (KOKA) dalam beberapa bulan terakhir menjadi salah satu emiten mini market cap yang paling banyak dibicarakan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pergerakannya yang sangat fluktuatif, kapitalisasi pasar yang masih kecil, hingga rencana akuisisi oleh investor asing membuat saham ini menjadi incaran para spekulan.
Salah satu isu besar yang beredar adalah kemungkinan adanya injeksi aset bernilai Rp1 triliun dari calon pengendali baru. Jika skenario ini terealisasi, harga saham KOKA berpotensi melesat ratusan persen. Namun, investor juga perlu memahami risiko besar yang membayangi di balik peluang tersebut.
2. Profil Singkat KOKA
KOKA adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dan properti. Perusahaan ini baru melantai di BEI pada 2024 dan masuk kategori small cap stock karena kapitalisasi pasarnya masih di bawah Rp1 triliun.
Per September 2025, kapitalisasi pasar KOKA hanya sekitar Rp526 miliar dengan harga saham Rp184 per lembar. Jumlah saham beredar mencapai 2,86 miliar lembar, sementara free float relatif rendah sehingga pergerakan harga sangat sensitif terhadap sentimen pasar.
3. Kinerja Keuangan Terkini
Meski menjadi saham yang ramai diperbincangkan, fundamental KOKA sebenarnya sedang tidak baik.
- Penjualan anjlok 77,7% YoY menjadi Rp9,57 miliar di semester I/2025, turun drastis dibanding Rp43 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
- Rugi bersih Rp17,69 miliar di semester I/2025, berbanding terbalik dengan laba Rp2,36 miliar di semester I/2024.
- Total aset turun menjadi Rp194,2 miliar per Juni 2025 dari Rp217,9 miliar di akhir 2024.
- Ekuitas tercatat Rp162,2 miliar dengan liabilitas Rp32 miliar.
Kondisi ini memperlihatkan bahwa tanpa aksi korporasi besar, sulit bagi KOKA untuk mencatatkan kinerja cemerlang.
4. Rencana Akuisisi dan Injeksi Aset
Katalis utama yang membuat saham KOKA menarik adalah adanya rencana akuisisi oleh Ningbo Lixing Enterprise Management Co. Ltd (NLEM) asal Tiongkok. NLEM berniat mengakuisisi 63,5% saham KOKA dan kabarnya siap melakukan injeksi aset bernilai besar.
Isu yang paling kuat adalah rencana injeksi aset senilai Rp1 triliun. Jika ini benar terjadi, maka posisi keuangan KOKA akan berubah drastis.
5. Simulasi Harga Saham KOKA dengan Injeksi Rp1 Triliun
5.1. Aset dan Ekuitas Baru
- Total aset saat ini: Rp194,2 miliar
- Ditambah injeksi Rp1 triliun → Rp1,194 triliun
- Ekuitas saat ini: Rp162,2 miliar
- Ditambah injeksi Rp1 triliun → Rp1,162 triliun
5.2. Market Cap Teoritis
Jika pasar menghargai KOKA setara dengan nilai ekuitas (PBV 1x), maka kapitalisasi pasar bisa mencapai Rp1,162 triliun.
5.3. Harga Saham Baru
- Market cap baru: Rp1,162 triliun
- Jumlah saham beredar: 2,86 miliar
- Harga per lembar = Rp1,162 triliun ÷ 2,86 miliar = Rp406 per saham
Artinya, harga saham bisa naik sekitar 120% dari Rp184.
5.4. Skenario Optimistis
Jika pasar memberikan valuasi premium (PBV 2x), maka market cap bisa mencapai Rp2,3 triliun.
- Harga per lembar = Rp2,3 triliun ÷ 2,86 miliar = Rp800 per saham
- Potensi kenaikan = naik lebih dari 300%
6. Faktor yang Bisa Mendorong Harga Saham
Ada beberapa alasan mengapa saham KOKA bisa jadi multibagger jika injeksi aset benar-benar terjadi:
- Mini market cap – dengan kapitalisasi kecil, tambahan modal Rp1 triliun akan mengubah skala perusahaan secara drastis.
- Free float rendah – pergerakan harga akan lebih mudah naik jika ada sentimen positif.
- Psikologi pasar – saham harga ratusan dengan isu akuisisi biasanya cepat menarik investor ritel.
- Potensi ekspansi – dengan tambahan modal besar, KOKA bisa masuk proyek baru atau memperkuat bisnis konstruksi.
7. Risiko yang Harus Diwaspadai
Meski potensi kenaikannya besar, risiko investasi KOKA juga tidak bisa dianggap remeh:
- Rencana akuisisi belum final – hingga kini masih sebatas rencana, belum ada perjanjian resmi yang mengikat.
- Fundamental lemah – tanpa suntikan modal, perusahaan sedang mencatat kerugian dan penurunan penjualan.
- Volatilitas tinggi – saham KOKA sudah masuk radar UMA (Unusual Market Activity) BEI.
- Likuiditas rendah – investor bisa kesulitan keluar jika harga berbalik arah.
8. Prospek Jangka Panjang
Jika akuisisi oleh NLEM benar-benar terealisasi dan diikuti dengan injeksi aset Rp1 triliun, maka KOKA berpotensi naik signifikan. Harga wajar bisa bergerak di kisaran Rp400–Rp800 per saham dalam jangka menengah.
Namun, jika rencana ini gagal, saham KOKA bisa kembali tertekan bahkan ke bawah Rp100 per saham.
9. Kesimpulan
Saham KOKA saat ini adalah high risk, high return stock. Dengan market cap mini dan isu injeksi aset Rp1 triliun, peluang multibagger terbuka lebar. Namun, investor harus waspada karena rencana akuisisi belum final dan fundamental perusahaan sedang melemah.
Bagi investor spekulatif, KOKA bisa jadi pilihan menarik. Namun, bagi investor konservatif, lebih bijak menunggu kepastian aksi korporasi sebelum masuk.
👉 Jadi, saham KOKA saat ini ibarat pedang bermata dua: bisa membawa keuntungan besar jika injeksi aset terealisasi, atau justru menjadi jebakan jika hanya sekadar rumor pasar.
Leave a Reply