Saham PT Plastic Packaging Indonesia Tbk (PACK) sedang menjadi sorotan para investor pasar modal Indonesia. Setelah pengumuman dan rencana right issue besar-besaran pada Desember 2025, banyak yang penasaran: berapa sebenarnya market cap saham PACK setelah right issue, dan bagaimana potensi keuntungannya jika harga saham ini naik ke Rp 500 per lembar?
Artikel ini akan mengulas secara rinci simulasi keuangan, potensi keuntungan investor, hingga analisis fundamental dan valuasi terbaru saham PACK pasca-right issue.
🧩 1. Sekilas Tentang Right Issue Saham PACK
Dalam prospektus awal, PACK berencana menerbitkan 32,5 miliar lembar saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Dengan harga tebusan yang diperkirakan Rp 100 per saham, total dana segar yang berpotensi masuk ke perusahaan mencapai sekitar Rp 3,25 triliun.
Tujuan dari aksi korporasi ini adalah untuk memperkuat permodalan perusahaan, memperluas lini bisnis kemasan ramah lingkungan, serta memperkuat sektor logistik dan rantai pasok di dalam negeri. Dengan tambahan modal ini, PACK diharapkan bisa bersaing di industri kemasan dan plastik industri yang kini semakin bergeser ke arah material biodegradable dan sustainability.
Sebelum right issue, jumlah saham beredar PACK sekitar 1,6 miliar lembar, dengan harga pasar di kisaran Rp 2.850. Artinya, market capitalization (market cap) sebelum aksi korporasi berada di kisaran Rp 4,6 triliun.
💡 2. Kondisi Setelah Right Issue
Setelah penerbitan saham baru, jumlah saham beredar meningkat drastis menjadi: 1,6 miliar (lama)+32,5 miliar (baru)=34,1 miliar lembar saham1,6\ \text{miliar (lama)} + 32,5\ \text{miliar (baru)} = 34,1\ \text{miliar lembar saham}1,6 miliar (lama)+32,5 miliar (baru)=34,1 miliar lembar saham
Jika harga teoretis setelah right issue disesuaikan (theoretical ex-right price / TERP), maka: TERP=(2.850×1,6m)+(100×32,5m)34,1m≈Rp229\text{TERP} = \frac{(2.850 × 1,6\text{m}) + (100 × 32,5\text{m})}{34,1\text{m}} \approx Rp 229TERP=34,1m(2.850×1,6m)+(100×32,5m)≈Rp229
Dengan harga teoritis Rp 229 per saham dan total saham beredar 34,1 miliar, market cap baru PACK menjadi sekitar: 34,1 miliar×229=Rp7,8 triliun34,1\ \text{miliar} × 229 = Rp 7,8\ \text{triliun}34,1 miliar×229=Rp7,8 triliun
Artinya, secara teori, market cap PACK meningkat dari Rp 4,6 triliun menjadi Rp 7,8 triliun, walau harga saham di pasar bisa berfluktuasi sesuai permintaan dan persepsi investor terhadap prospek perusahaan.
💰 3. Simulasi Kepemilikan Investor: 400 Lot Sebelum Right Issue
Mari kita buat studi kasus untuk memahami dampak langsung ke investor individu.
Misalnya, seorang investor memiliki 400 lot saham PACK sebelum right issue. Karena 1 lot = 100 lembar, maka total kepemilikannya adalah: 400×100=40.000lembarsaham400 × 100 = 40.000 lembar saham400×100=40.000lembarsaham
Harga sebelum right issue: Rp 2.850/lembar
Total modal awal: 40.000×2.850=Rp114.000.00040.000 × 2.850 = Rp 114.000.00040.000×2.850=Rp114.000.000
Berdasarkan rasio HMETD (1 : 20,3), setiap pemegang 1 saham lama berhak menebus 20,3 saham baru. Maka, investor ini berhak menebus: 40.000×20,3=812.000lembarsahambaru40.000 × 20,3 = 812.000 lembar saham baru40.000×20,3=812.000lembarsahambaru
Dengan harga tebus Rp 100 per lembar, tambahan dana yang perlu disiapkan investor untuk ikut rights issue penuh adalah: 812.000×100=Rp81.200.000812.000 × 100 = Rp 81.200.000812.000×100=Rp81.200.000
Jadi total saham setelah right issue: 40.000+812.000=852.000lembar40.000 + 812.000 = 852.000 lembar40.000+812.000=852.000lembar
Dan total modal investor setelah menebus semua haknya: Rp114.000.000+Rp81.200.000=Rp195.200.000Rp 114.000.000 + Rp 81.200.000 = Rp 195.200.000Rp114.000.000+Rp81.200.000=Rp195.200.000
📊 4. Nilai Portofolio Setelah Right Issue (Harga Teoretis Rp 229)
Jika saham PACK diperdagangkan pada harga teoritis Rp 229 setelah right issue, maka nilai portofolio investor adalah: 852.000×229=Rp195.108.000852.000 × 229 = Rp 195.108.000852.000×229=Rp195.108.000
Dengan kata lain, nilai portofolio hampir sama dengan total modal yang dikeluarkan, menandakan tidak ada kerugian akibat dilusi jika investor menebus haknya penuh.
Namun, potensi keuntungan baru muncul jika harga saham naik setelah right issue.
🚀 5. Skenario Kenaikan Saham ke Rp 500 per Lembar
Sekarang kita masuk ke simulasi utama. Jika saham PACK naik ke Rp 500 per lembar, bagaimana efeknya terhadap market cap dan nilai portofolio investor?
a. Market Cap Baru
34,1 miliar saham×Rp500=Rp17,05 triliun34,1\ \text{miliar saham} × Rp 500 = Rp 17,05\ \text{triliun}34,1 miliar saham×Rp500=Rp17,05 triliun
✅ Market cap PACK melonjak menjadi Rp 17,05 triliun, naik lebih dari dua kali lipat dari posisi teoretis Rp 7,8 triliun.
Kenaikan ini mencerminkan revaluasi pasar yang sangat positif, biasanya terjadi jika ada sinyal kuat bahwa perusahaan berhasil menggunakan dana right issue untuk ekspansi dan peningkatan laba.
b. Nilai Portofolio Investor
Jumlah saham: 852.000 lembar
Harga saham: Rp 500 per lembar 852.000×500=Rp426.000.000852.000 × 500 = Rp 426.000.000852.000×500=Rp426.000.000
✅ Nilai portofolio investor menjadi Rp 426 juta.
Dibandingkan dengan total modal Rp 195,2 juta, investor menikmati keuntungan sebesar: 426.000.000−195.200.000=Rp230.800.000426.000.000 – 195.200.000 = Rp 230.800.000426.000.000−195.200.000=Rp230.800.000
Persentase Keuntungan (ROI):
230.800.000195.200.000×100%=118,3%\frac{230.800.000}{195.200.000} × 100\% = 118,3\%195.200.000230.800.000×100%=118,3%
Artinya, profit 118% hanya dari satu siklus right issue + kenaikan harga saham.
📈 6. Analisis Dampak Fundamental
Kenaikan market cap ke Rp 17 triliun menjadikan PACK berpotensi naik kelas menjadi emiten menengah besar di Bursa Efek Indonesia. Dengan tambahan modal Rp 3,25 triliun hasil right issue, perusahaan memiliki ruang untuk:
- Menurunkan rasio utang terhadap ekuitas (DER) → memperkuat struktur keuangan.
- Meningkatkan kapasitas produksi → terutama untuk produk kemasan ramah lingkungan yang memiliki margin tinggi.
- Ekspansi ke pasar ekspor → khususnya Asia Tenggara, di mana permintaan kemasan makanan dan logistik terus tumbuh.
- Meningkatkan valuasi berbasis ESG (Environmental, Social, Governance) yang kini menjadi fokus investor institusi.
Jika semua langkah tersebut terealisasi dengan baik, maka harga Rp 500 per saham bukanlah hal yang mustahil dicapai oleh pasar.
🔍 7. Risiko dan Pertimbangan
Namun, perlu dicatat bahwa aksi right issue juga membawa risiko:
- Jika harga saham di pasar turun di bawah harga teoretis, investor yang tidak ikut tebus akan terdilusi berat.
- Keberhasilan perusahaan dalam mengelola dana hasil right issue menjadi kunci utama agar valuasi benar-benar naik.
- Tekanan jual bisa terjadi setelah masa perdagangan HMETD berakhir karena investor jangka pendek mengambil keuntungan cepat.
Namun, bagi investor jangka menengah–panjang, potensi keuntungan tetap menarik, apalagi jika fundamental perusahaan terus menguat.
🧭 8. Kesimpulan
Simulasi saham PACK setelah right issue Desember 2025 memberikan gambaran menarik:
| Aspek | Sebelum Right Issue | Setelah Right Issue | Setelah Harga Naik Rp 500 | 
|---|---|---|---|
| Jumlah Saham | 1,6 Miliar | 34,1 Miliar | 34,1 Miliar | 
| Harga Saham | Rp 2.850 | Rp 229 | Rp 500 | 
| Market Cap | Rp 4,6 Triliun | Rp 7,8 Triliun | Rp 17,05 Triliun | 
| Nilai Portofolio (400 lot awal) | Rp 114 Juta | Rp 195 Juta | Rp 426 Juta | 
| Kenaikan Nilai | – | Stabil | +118% Profit | 
Dengan proyeksi tersebut, saham PACK menunjukkan potensi besar bagi investor yang berani mengambil posisi sejak dini. Kombinasi antara ekspansi agresif, tambahan modal besar, dan arah bisnis yang berorientasi pada keberlanjutan membuat PACK berpotensi menjadi salah satu top gainer di sektor industri kemasan 2026.
Leave a Reply