Studi Kasus Terbaru Saham PACK: Simulasi Right Issue 2025 bagi Pemegang 1.000 Lot

Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) tengah menjadi sorotan besar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang semester kedua 2025. Perusahaan yang semula bergerak di bidang investasi dan jasa perdagangan kini sedang menjalani transformasi besar-besaran menuju bisnis tambang nikel, sejalan dengan tren global kendaraan listrik (EV ecosystem).

Sebagai langkah pendanaan strategis, PACK berencana melakukan aksi korporasi besar berupa penerbitan saham baru (rights issue) dan Obligasi Wajib Konversi (OWK) dengan total nilai mencapai sekitar Rp 2,7 triliun.

Langkah ini tentu berdampak langsung bagi para investor lama. Pertanyaan yang paling sering muncul di forum saham dan komunitas investor adalah:

“Kalau saya punya 1.000 lot saham PACK dan ikut right issue-nya, berapa modal tambahan yang harus disiapkan? Dan berapa jumlah saham saya setelahnya?”

Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita bahas dalam bentuk studi kasus aktual dan rinci dengan data terkini.


🏢 Sekilas tentang Aksi Korporasi PACK 2025

Berdasarkan dokumen rencana RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) yang berlangsung pada 25 September 2025, manajemen PACK meminta persetujuan pemegang saham untuk menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 35 miliar lembar saham melalui mekanisme rights issue dan OWK (Obligasi Wajib Konversi).

Tujuan utama dari penerbitan saham baru ini adalah untuk:

  • Mengakuisisi dua perusahaan tambang nikel, yaitu PT Konutara Sejati (30%) dan PT Karyatama Konawe Utara (34,5%) dari Denway Development Limited,
  • Memperkuat permodalan perusahaan untuk ekspansi di sektor nikel yang sedang tumbuh pesat.

Berdasarkan perhitungan kebutuhan dana Rp 2,7 triliun dengan 35 miliar saham baru, harga tebus saham baru diperkirakan Rp 78 per lembar.


📊 Asumsi Dasar untuk Studi Kasus

Kita akan menggunakan parameter realistis yang didasarkan pada rencana resmi dan data pasar per Oktober 2025:

KomponenNilai
Jumlah saham lama beredar± 1,6 miliar lembar
Jumlah saham baru maksimum± 35 miliar lembar
Rasio right issue (perkiraan)1 : 21
Harga pasar sebelum right issueRp 3.000 per lembar
Harga tebus (pelaksanaan)Rp 78 per lembar
Kepemilikan awal investor1.000 lot = 100.000 lembar

Artinya, setiap 1 saham lama memberi hak membeli 21 saham baru dengan harga Rp 78/lembar.


💰 1️⃣ Menghitung Hak Right Issue untuk 1.000 Lot

Jika kamu memiliki 1.000 lot = 100.000 lembar, maka jumlah hak (HMETD) yang kamu peroleh adalah:

100.000 × 21 = 2.100.000 lembar saham baru.

Artinya, kamu berhak membeli sebanyak 2,1 juta lembar saham baru dengan harga Rp 78 per lembar. Namun, kamu tidak wajib membeli semuanya. Tapi jika ingin mempertahankan persentase kepemilikan, sebaiknya menebus seluruh hak tersebut.


💵 2️⃣ Menghitung Modal Tambahan yang Dibutuhkan

Dengan harga tebus Rp 78 per lembar, total dana tambahan yang dibutuhkan untuk menebus seluruh hak adalah:

2.100.000 × Rp 78 = Rp 163.800.000

✅ Jadi, jika kamu punya 1.000 lot saham PACK dan ikut penuh dalam right issue-nya, kamu perlu menyiapkan modal tambahan sekitar Rp 163,8 juta.


📈 3️⃣ Jumlah Saham Setelah Right Issue

Setelah kamu menebus semua hak right issue, total saham yang kamu miliki menjadi:

Saham lama (100.000) + saham baru (2.100.000) = 2.200.000 lembar.

Dalam satuan lot:

2.200.000 ÷ 100 = 22.000 lot.

Artinya, kepemilikanmu meningkat 22 kali lipat, sesuai dengan rasio 1:21.


📉 4️⃣ Menghitung Harga Teoritis Setelah Right Issue (TERP)

Setelah right issue, harga saham akan disesuaikan agar mencerminkan nilai rata-rata antara harga saham lama dan harga tebus saham baru.

Rumus TERP:

TERP=(Hargalama×jumlahlama)+(Hargatebus×jumlahbaru)TotalsahamsetelahrightissueTERP = \frac{(Harga lama × jumlah lama) + (Harga tebus × jumlah baru)}{Total saham setelah right issue}TERP=Totalsahamsetelahrightissue(Hargalama×jumlahlama)+(Hargatebus×jumlahbaru)​

Masukkan angka: TERP=(3.000×1)+(78×21)22=3.000+1.63822=4.638÷22=210,8TERP = \frac{(3.000 × 1) + (78 × 21)}{22} = \frac{3.000 + 1.638}{22} = 4.638 ÷ 22 = 210,8TERP=22(3.000×1)+(78×21)​=223.000+1.638​=4.638÷22=210,8

Jadi, harga teoritis saham PACK setelah right issue adalah sekitar Rp 211 per lembar.

Artinya, meskipun harga pasar sebelum right issue Rp 3.000, setelah aksi korporasi harga akan disesuaikan turun ke kisaran Rp 210-an agar seimbang secara valuasi.


📊 5️⃣ Analisis Potensi Keuntungan dan Kerugian

Mari kita lihat dua skenario ekstrem: harga naik dan harga turun setelah right issue selesai.

Skenario 1: Harga Naik ke Rp 400

Jika pasar optimistis dan harga saham naik ke Rp 400 per lembar:

  • Nilai total saham kamu: 2.200.000 × Rp 400 = Rp 880.000.000
  • Total modal:
    • Saham lama: 100.000 × Rp 3.000 = Rp 300.000.000
    • Right issue: Rp 163.800.000
    • Total modal: Rp 463.800.000
  • Potensi keuntungan:
    • Rp 880.000.000 – Rp 463.800.000 = Rp 416.200.000 (naik ± 90%)

⚠️ Skenario 2: Harga Turun ke Rp 150

Jika pasar pesimis dan harga saham jatuh ke Rp 150:

  • Nilai total saham: 2.200.000 × Rp 150 = Rp 330.000.000
  • Kerugian:
    • Rp 463.800.000 – Rp 330.000.000 = Rp 133.800.000 (rugi ± 29%)

⚖️ 6️⃣ Dampak Jika Tidak Ikut Right Issue

Kalau kamu tidak ikut menebus saham baru, maka jumlah sahammu tetap 100.000 lembar, sementara total saham beredar naik drastis dari 1,6 miliar ke 36,6 miliar lembar.

Kepemilikan kamu akan terdilusi besar-besaran: Persentasebaru=100.00036.600.000.000×100=0,00027%Persentase baru = \frac{100.000}{36.600.000.000} × 100 = 0,00027\%Persentasebaru=36.600.000.000100.000​×100=0,00027%

Artinya, porsi kepemilikan kamu turun hampir 96% dibanding sebelumnya.
Itu sebabnya, investor biasanya wajib ikut right issue jika ingin mempertahankan posisi, atau setidaknya menjual HMETD-nya di pasar supaya tidak kehilangan nilai sama sekali.


🏦 7️⃣ Rasionalitas Harga Tebus Rp 78

Mengapa harga right issue ditetapkan jauh di bawah harga pasar?

Karena tujuannya adalah menarik partisipasi investor sebanyak mungkin dan memastikan dana Rp 2,7 triliun bisa terkumpul penuh.

Jika harga tebus misalnya Rp 500–Rp 1.000, investor mungkin enggan ikut karena modal tambahan terlalu besar. Dengan Rp 78, peluang partisipasi jauh lebih tinggi.

Selain itu, harga tebus Rp 78 juga selaras dengan skema OWK (Obligasi Wajib Konversi), di mana investor institusi strategis bisa membeli surat utang konversi dengan harga murah dan mengonversinya menjadi saham di masa depan.


🧩 8️⃣ Risiko dan Tantangan

Walau terlihat menarik, aksi korporasi besar seperti ini punya risiko tinggi:

  1. Dilusi ekstrem.
    Jumlah saham meningkat lebih dari 20 kali, sehingga porsi investor lama sangat kecil jika tidak ikut.
  2. Tekanan jual pasca right issue.
    Setelah saham baru beredar, pasokan saham meningkat drastis. Jika banyak investor langsung menjual saham baru, harga bisa turun sementara.
  3. Kinerja fundamental belum terbukti.
    Prospek bisnis nikel menjanjikan, tapi akuisisi belum tentu langsung menghasilkan laba.
  4. Volatilitas tinggi dan potensi spekulasi.
    Saham PACK sebelumnya pernah masuk daftar UMA (Unusual Market Activity) BEI karena pergerakan harga ekstrem.

💡 9️⃣ Strategi Investor Menghadapi Right Issue PACK

Berikut beberapa langkah bijak yang bisa dipertimbangkan:

StrategiPenjelasan
Ikut penuh (full subscription)Cocok bagi investor jangka panjang yang percaya pada prospek nikel dan punya modal cukup.
Sebagian sajaJika modal terbatas, bisa tebus sebagian HMETD dan jual sisanya di pasar.
Jual HMETDJika tidak yakin dengan prospek, jual haknya di pasar agar tidak kehilangan nilai.
Pantau harga teoritis (TERP)Gunakan Rp 211 sebagai acuan harga wajar awal setelah right issue.

📋 10️⃣ Ringkasan Studi Kasus (Update Oktober 2025)

KeteranganNilai
Kepemilikan awal1.000 lot (100.000 lembar)
Rasio right issue1 : 21
Harga tebusRp 78/lembar
Saham baru diperoleh2.100.000 lembar (21.000 lot)
Modal tambahanRp 163.800.000
Total saham setelah right issue2.200.000 lembar (22.000 lot)
Harga teoritis (TERP)Rp 211/lembar
Potensi laba jika harga naik ke Rp 400+90%
Potensi rugi jika harga turun ke Rp 150–29%
Risiko jika tidak ikutDilusi hingga ±96%

🧭 Kesimpulan

Studi kasus ini menunjukkan bahwa right issue saham PACK adalah momen penting yang bisa membawa dua sisi hasil: peluang besar dan risiko besar.

  • Jika investor percaya pada rencana akuisisi tambang nikel dan potensi jangka panjangnya, ikut serta bisa memberikan peluang keuntungan signifikan.
  • Namun jika tidak, risiko dilusi dan tekanan harga pasca right issue tidak bisa diabaikan.

Bagi pemegang 1.000 lot saham PACK, modal tambahan yang dibutuhkan sekitar Rp 163,8 juta dengan hasil kepemilikan meningkat jadi 22.000 lot saham.
Kunci suksesnya adalah memahami rasio, harga tebus, dan potensi pergerakan harga setelah aksi korporasi.

“Right issue bukan sekadar menambah saham — tapi keputusan strategis: apakah kita mau tetap punya bagian di masa depan perusahaan, atau rela terdilusi pergi.”

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *